4 Harga Rumah Bersubsidi. Inilah yang mungkin sangat ingin kamu tahu. Harga rumah subsidi yang jelas lebih murah dibandingkan rumah komersil dengan harga di pasaran. Harga rumah bersubsidi umumnya dimulai dari Rp140 juta hingga Rp170 juta. Harga yang sangat murah, kan? Harganya bisa berbeda-beda tergantung dengan kualitas rumahnya.
Perbedaanpertama dan mungkin yang paling mencolok dari KPR Subsidi dengan KPR Non Subsidi adalah harga jual rumah tersebut. Untuk sistem KPR Non Subsidi, tentu saja memiliki harga yang lebih tinggi dengan suku bunga yang lebih tinggi pula. Sedangkan untuk KPR Subsidi, sebagian bunga kredit akan dijamin oleh Pemerintah.
Perbedaanantara Rumah subsidi dengan Rumah non Subsidi jawaban nya adalah : Rumah Subsidi. 1. dari harga nya mulai dari 100 - 133,5 juta. 2. dari luas tanah dan bangunan 21-42 m2 / 60m2. 3. dari bunga KPR 5 % pertahun. 4. dari spesifikasi bangunan yang minimalis. 5. dari lokasi nya berada di pinggir kota.
darisegi lokasi terlihat perbedaan yang sangat terlihat antara rumah subsidi dan komersil adalah dari segi lokasi. Umumnya, perumahan komersil mempunyai lokasi strategis. Oleh karenanya Perumahan Komersil umumnya memiliki aksesibilitas yang sangat baik ke berbagai fasilitas publik.
Home/ Artikel / Panduan & Rujukan / Membeli Properti / Rumah Komersil, Bedanya dengan Rumah Subsidi serta Rekomendasi. situs teknologi jual beli properti terdepan di Indonesia yang telah melayani jutaan orang sejak 2007, dan kini hadir untuk membuat "Jual Beli Properti Lebih Mudah" dengan dukungan developer serta agen
g8GV. Rumah Subsidi – Impian terbesar setiap orang yakni ingin memiliki rumah hak milik sendiri. Solusinya dengan mengambil kredit KPR, dimana KPR memiliki beberapa produknya. Mulai dari KPR subsidi, KPR Komersil, KPR syariah dan lainnya. Hingga kini pun, masih banyak orang yang belum paham apa perbedaan rumah subsidi dan komersil. Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil Produk rumah subsidi dikenal masyarakat sebagai kredit rumah program dari pemerintah, dimana masyarakat akan mendapat bantuan subsidi. Sementara rumah komersil lebih mengarah pada kredit rumah konvensional tanpa adanya bantuan dari pemerintah. Perbedaan rumah subsidi dan komersil yang lainnya dapat anda ketahui pada pembahasan berikut ini. Tipe Rumah yang Ditawarkan Umumnya tipe rumah subsidi ditawarkan dengan pilihan tipe yang terbatas, mulai dari tipe 21, 24 dan 36 saja. Hal tersebut karena program pemerintah yang memang hanya bisa memberikan subsidi untuk tipe rumah yang kecil. Berbeda dengan rumah komersil yang menawarkan tipe rumah baik yang terkecil hingga terbesar tanpa kredit rumah subsidi ada beberapa kualifikasi bagi pemohon. Dimana hanya ditujukan pada masyarakat berpenghasilan rendah. Sementara rumah komersil ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas dengan penghasilan yang bisa dikatakan berkecukupan. Baca Juga Cara Menentukan Tipe Rumah Harga yang Ditawarkan Rumah subsidi ditawarkan dengan harga yang murah karena di dalamnya sudah ada bantuan subsidi pemerintah. Untuk angsuran bunga pada rumah subsidi juga digunakan perhitungan bunga tetap yang setiap bulannya tidak berubah sejak cicilan pertama hingga yang terakhir. Hal tersebut memang bertujuan agar tidak memberatkan pemohon rumah subsidi. Sedangkan pada rumah komersial ditawarkan dengan harga yang bervariasi tergantung tipe rumah yang dipilih. Semakin besar tipe yang dibeli, maka akan semakin mahal pula harganya. Walaupun anda membeli rumah komersil tipe 21 sekalipun, jika dibandingkan dengan rumah subsidi akan lebih murah rumah subsidi. Hal ini memang wajar, karena rumah komersil ditujukan bagi masyarakat menengah ke atas. Lokasi yang Ditawarkan Untuk lokasi yang ditawarkan pada kredit rumah subsidi biasanya terletak di lokasi yang kurang strategis, jauh dari kota serta akses publik. Bahkan terkadang perumahan subsidi terletak di daerah pedesaan. Sedangkan untuk rumah komersil dikenal memiliki lokasi yang sangat strategis. Dekat dengan pusat kota serta mudahnya menuju akses publik. Hal ini di karenakan jika rumah komersil, harga rumah yang ditawarkan cukup mahal. Sehingga developer akan mencarikan lokasi terbaik bagi para penghuninya nanti. Berbeda dengan rumah subsidi yang pemerintah hanya mampu memberikan subsidi perumahan yang terbatas, dan area yang dibangun umumnya di daerah yang jauh dari perkotaan Dari Segi Renovasi Untuk perbedaan rumah subsidi dan komersil dilihat dari segi renovasi juga berbeda. Dimana untuk rumah subsidi, pemilik bisa merenovasi rumahnya apabila sudah melewati 2 tahun angsuran. Baik renovasi kerusakan ataupun renovasi penambahan komponen rumah. Hal tersebut sudah tercantum pada peraturan program pemerintah atas renovasi rumah subsidi. Sedangkan pada rumah komersil, anda bebas melakukan renovasi tanpa menunggu berapa tahun anda mengangsur cicilan. Renovasi rumah pada rumah komersil juga berguna untuk meningkatkan harga jual, apabila sang pemilik akan menjualnya di kemudian hari. Kesimpulan Demikian pembahasan mengenai perbedaan rumah subsidi dan komersil. Setelah anda mengetahui perbedaan diantara keduanya, kini anda bisa mulai mempertimbangkan pembelian rumah mana yang anda butuhkan. Apabila anda memilih rumah subsidi, tentunya harus memenuhi kriteria yang ditetapkan pemerintah sebagai penerima subsidi rumah. Perbedaan rumah komersil dan subsidi?, banyak yang bertanya-tanya perbedaan dari kedua rumah ini. Pada artikel ini kami akan menjelaskan beberapa perbedaan dari kedua rumah ini. Tapi sebelum lanjut kepembahasan, apa sih pengertian dari rumah komersil dan subsidi sendiri?. Secara singkat rumah komersil merupakan rumah yang diabangun oleh developer property dengan tampak rumah yang seragam. Klik disini untuk penjelasan lebih detail rumah komersil. Sedangkan rumah subsidi adalah program sejuta rumah yang digalang oleh pemerintah dengan kerja sama pihak bank sumber kompasiana. Klik disini untuk penjelasan detail dari rumah subsidi. Perbedaan Rumah Komersil dan Subsidi Walaupun sama-sama dibangun oleh pihak developer property, namun kedua rumah ini memiliki banyak perbedaan yang terpaut jauh. Lantas apa saja perbedaan antara kedua rumah ini, mari kita simak beberapa perbedaannya berikut ini Bangunan yang dimiliki oleh rumah komersil memeliki luas yang lebih besar dari pada luas yang dimiliki rumah subsidi, luas yang dimiliki oleh rumah subsidi biasanya tidak lebih dari 33 meter persegi, sedangkan rumah komersil memiliki luas yang jauh lebih besar . Selain dari luasnya perbedaan bangunan antara kedua rumah ini terletak pada kualitas bangunan yang berbeda sangat jauh, pada rumah subsidi biasanya setalah di beli memerlukan renovasi tamabahan supaya layak huni, sedangkan pada rumah komersil begitu di beli rumah sudah siap dihuni tampa renovasi tambahan. Selain dari segi bangunannya yang berbeda, kedua jenis rumah ini pun berbeda peruntukannya. Rumah subsidi lebih diperuntukan untuk masyarakat dengan kelas sosial yang rendah, sedangkan pada rumah komersil biasanya diperuntukan untuk masyarakat yang dianggap mampu membeli rumah dengan harga yang terbilang mahal. Dengan kualitas bangunan dan peruntukannya yang berbeda membuat harga kedua rumah ini terpaut jauh berbeda. Rumah subsidi dapat dibeli hanya dengan harga kisaran 100 juta saja dengan pembelian secara KPR atau kredit, harganya yang murah tidak terlepas dari peran pemerintah yang bekerja sama dengan pihak bank untuk memberikan dana subsidi pada rumah jenis ini. Sedangkan pada rumah komersil, umumnya memiliki harga yang bisa dikatakan normal untuk sebuah harga rumah baru yakni di kisaran 400 juta keatas sesuai dengan luas type rumahnya sendiri. Itulah beberapa perbedaan yang dimiliki antara rumah komersil dengan rumah subsidi, tentunya kedua rumah ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Rumah adalah kebutuhan dasar untuk setiap orang. Selain sebagai tempat bernaung, rumah juga merupakan asset investasi yang paling menjanjikan karena harga rumah setiap tahunnya akan mengalamai kenaikan. Memiliki rumah adalah impian setiap orang. Tak heran kebutuhan perumahan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Harga yang terus meningkat menjadi problematika sendiri. Disatu sisi sangat menguntungkan untuk investasi namun, di sisi lain cukup membaratkan bagi yang memiliki penghasilan yang pas-pasan. Indonesia termasuk salah satu dari beberapa negara yang memiliki kebijkan khusus untuk pemenuhan hunian warganya. Dari sinilah kemudian adanya istilah Rumah Subsidi dan Rumah Komersil Non Subsidi. Apa saja yang membedakan antara rumah subsidi dan rumah komersil. Berikut adalah 5 perbedaan rumah subsidi dan rumah komersil. 1. Tipe Rumah yang Ditawarkan Perumahan subsidi pada umumnya mempunya tipe bangunan yang seragam dan terbilang kecil dengan rata-rata tipe rumah 36. Sedangkan Perumahan Komersil lebih bervariatif mulai dari tipe kecil sampai tipe besar pun tersedia. Hal ini akan terlihat di perumahan-perumahan Klaster atau kawasan elit yang menjual rumah sampai tipe 72. Tentu ini menjadi sangat wajar karena perumahan non subsidi memang menargetkan orang yang berpenghasilan menengah ke atas. 2. Harga yang Ditawarkan Sebagai bagian dari program pemerintah, Perumahan Subsidi jelas memperoleh bantuan pendanaan dari Pemerintah, oleh karenanya KPR Kredit Pemilikan Rumah Rumah Subsidi menjadi lebih murah. Selain itu, pengajuan KPR Rumah Subsidi juga lebih mudah karena menggunakan bunga flat tetap. Hal ini terjadi lantaran Rumah Subsidi memang ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Sementara untuk Rumah Komersil, harganya jauh lebih mahal, bahkan bisa mencapai miliaran rupiah untuk per-unitnya. 3. Jenis Suku Bunga Tentunya, suku bunga dari KPR subsidi dan non subsidi berbeda. Ketika mengajukan KPR non subsidi, kamu akan mengenal 2 tipe bunga yaitu bunga tetap fixed/flat rate dan bunga mengambang floating rate. Bunga tetap atau dikenal juga dengan fixed/flat rate adalah jenis bunga yang tidak mengalami perubahan dari awal kredit hingga pelunasan. Artinya, meskipun saldo pinjaman kamu telah berkurang, maka jumlah cicilan yang perlu dibayar akan tetap sama. Sebagai contoh, bank menyetujui pemberian kredit sebesar Rp48 juta dengan suku bunga flat 12 persen selama 12 bulan. Pinjaman pokok Rp48 juta. Cicilan 48 juta 12 bulan = Rp4 juta/bulan Besar cicilan + bunga yang harus dibayar perbulan Rp4 juta + 480 ribu = Rp4,48 juta/bulan. Kesimpulannya, kamu harus membayar cicilan hingga pelunasan dan masa tenor habis sebesar Rp4,48 juta/bulan. Angka tersebut tidak akan berubah karena kamu menggunakan jenis suku bunga tetap flat/fixed. Sementara itu, bunga mengambang atau floating rate adalah jenis suku bunga yang mengikuti perkembangan tingkat bunga pasar uang. Sehingga jumlah cicilan pun akan berubah-ubah. Apabila suku bunga di pasaran melonjak, maka jumlah kredit kamu secara otomatis akan bertambah. Namun, jika bunga di pasar uang tengah mengalami penurunan, kredit atau cicilan kamu pun tentunya juga ikut menurun. Berbeda dengan KPR non subsidi yang terdiri dari 2 jenis suku bunga, KPR subsidi hanya menerapkan satu suku bunga saja yakni bunga tetap fixed/flat rate sebesar 5 persen. 4. Lokasi yang Ditawarkan Perbedaan berikutnya selanjutnya yang cukup kentara antara Rumah Subsidi dan Komersil adalah dari segi lokasi. Umumnya, Perumahan Komersil mempunyai lokasi strategis, bahkan beberapa diantaranya berada di pusat kota. Oleh karenanya Perumahan Komersil umumnya memiliki aksesibilitas yang sangat baik ke berbagai fasilitas publik. Lain halnya dengan Rumah Subsidi yang biasanya berlokasi di pinggir kota dan cukup jauh dari berbagai fasilitas publik. 5. Dari segi renovasi Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil juga bisa dilihat dari perenovasian. Rumah Komersil dapat direnovasi kapan saja dan seperti apa saja oleh pemiliknya. Dengan cara ini, harga jual rumah pun bisa tambah naik. Sedangkan, untuk Rumah Subsidi biasanya harus menunggu dua tahun untuk dapat direnovasi. Selama dua tahun pertama, pemilih Rumah Subsidi tidak boleh mengubah bentuk fisik rumah sedikit pun.
JAKARTA, - Bisnis rumah komersial di Provinsi Kalimantan Timur Kaltim masih lesu, karena daya beli masyarakat kurang. Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia REI Kaltim Bagus Susetyo mengatakan hal ini saat dihubungi Jumat 9/6/2023. "Meskipun pengembang telah melakukan sejumlah optimasi lewat pengurangan keuntungan dan memasang harga jual yang mepet, tetap saja masih lesu," ujar Bagus. Oleh karena itu menurut Bagus, masa sekarang merupakan saat yang tepat bagi investor untuk membeli rumah atau rumah toko ruko di Kaltim. "Tidak pernah kita jual dengan harga yang serendah ini. Kalau komersil pada masa mendatang, gimmick-gimmick itu akan lebih banyak," imbuh Bagus. Berbanding terbalik dengan rumah komersial, penjualan rumah subsidi terpantau cukup demikian, para pengembang berharap pembaruan harga rumah subsidi segera diputuskan oleh Kementerian Keuangan Kemenkeu. Baca juga Harga Rumah Subsidi Tak Kunjung Naik, REI Kaltim Ini Proyek Sosial Selain itu, dirinya juga meminta agar Pemerintah tidak memberikan prosedur yang menyulitkan pengembang rumah subsidi. "Kita ini sudah tidak ada keuntungan besar, kita hanya faktor sosial saja," tegas Bagus. Di sisi lain, pengembang perumahan Kaltim masih memaksimalkan pembangunan di kota penyangga Ibu Kota Nusantara IKN, yakni Balikpapan dan Samarinda. Pasalnya kedua daerah tersebut telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjang kebutuhan hidup, seperti rumah sakit dan pusat pendidikan, sehingga lebih dilirik konsumen. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Foto Unsplash Kebanyakan orang pasti ingin memiliki rumah sedari dini. Namun kenyataannya, membeli rumah komersil di usia muda cukup sulit untuk diwujudkan. Beberapa alasannya adalah harga properti yang terus melambung, serta lahan perumahan yang semakin berkurang di kota-kota besar. Selain dua faktor di atas, generasi muda juga kesulitan untuk membeli rumah milenial karena penghasilan yang terbatas. Untungnya, pemerintah Indonesia mengeluarkan fasilitas rumah subsidi agar mereka dapat membeli rumah siap huni yang nyaman. Lantas, apa bedanya rumah subsidi dengan rumah komersil atau rumah non-subsidi? Mana yang lebih baik di antara keduanya? Agar lebih jelas, mari simak pemaparan mengenai perbedaan rumah komersil dan subsidi di bawah ini! Perbedaan Rumah Komersil dan Rumah Subsidi Foto Unsplash Mungkin beberapa dari kamu masih asing dengan istilah rumah komersil. Singkatnya, rumah komersil adalah jenis hunian yang dibangun oleh developer dengan fasad yang seragam, serta biasanya termasuk dalam model rumah cluster. Jenis hunian satu ini sengaja dibangun untuk masyarakat umum, di mana pembangunannya disesuaikan dengan supply dan demand dari konsumen. Berbeda dari rumah komersil, rumah subsidi adalah rumah yang dijual dengan harga yang lebih terjangkau karena telah disubsidi oleh pemerintah. Untuk lebih memudahkan keputusanmu dalam memilih hunian idaman, mari lihat lebih lanjut perbedaan dari rumah komersil dan subsidi berikut ini. Rumah Komersil Foto Home Journal Rumah komersil dapat menjadi opsi bagi mereka yang ingin memiliki hunian dengan kualitas lebih baik dari rumah subsidi. Salah satu keunggulannya adalah, karena rumah komersil memiliki luas bangunan yang umumnya lebih besar daripada rumah subsidi. Selain itu, desainnya juga bisa lebih baik dari desain rumah subsidi, begitu pun dengan material bangunannya. Namun, tentu saja kualitas yang lebih baik sebanding dengan harganya yang lebih mahal. Bagi kawula muda atau pasutri yang sudah memiliki tabungan atau aset dalam jumlah besar, tentu bisa mempertimbangkan untuk membeli rumah komersil. Namun bagi yang memiliki gaji pas-pasan, tentu saja harus menabung dalam jumlah besar terlebih dahulu untuk membayar DP rumah komersil. Mereka pun harus mencari penghasilan tambahan, jika memang ingin melakukan kredit rumah komersil dengan skema cicilan rumah pada umumnya. Rumah Subsidi Foto Modernland Cilejit Berbeda dengan rumah komersil atau non-subsidi, rumah subsidi lebih terjangkau oleh para milenial yang memiliki gaji kisaran Rp5 juta-an. Hal ini dijelaskan dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020 yang mulai berlaku sejak 1 April 2020. Aturan tersebut menyebutkan kalau penghasilan maksimal penerima KPR subsidi dipatok Rp8 juta untuk KPR Sejahtera Tapak dan KPR Sejahtera Susun. Dengan kata lain, seorang milenial atau pasangan muda yang berpenghasilan Rp5 juta per bulan bisa membeli rumah subsidi. Tentunya, hal ini juga didukung oleh harga rumah yang berada di bawah kisaran Rp200 juta. Bagi yang belum tahu, harga rumah subsidi dibagi ke dalam beberapa lokasi berbeda. Berikut kisaran harga lengkapnya Jawa kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Sumatera kecuali Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai Sulawesi Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu Maluku, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau kecuali Kepulauan Anambas Kepulauan Anambas Kalimantan kecuali Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu Papua dan Papua Barat Dalam aturan yang sama, disebutkan juga kalau spesifikasi rumah subsidi berada di kisaran 21–36 m², dengan luas tanah 60–200 m². Jadi, apakah rumah subsidi dapat menjadi pilihan terbaik untuk para milenial? Jika sudah berumah tangga dan akan memiliki buah hati tapi masih tinggal bersama orangtua serta memiliki bujet terbatas, maka rumah subsidi dapat menjadi solusi. Dalam hal ini, mereka akan membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dengan harga yang lebih terjangkau untuk keluarga kecilnya. 5 Rekomendasi Rumah Komersil dan Subsidi Terbaik Sebagai seorang milenial, apakah kamu lebih memilih rumah subsidi atau komersial? Jika sudah memutuskan, mari lihat beberapa rekomendasi rumah komersil dan subsidi di bawah ini. The Valley of Esma di Bandung Sedang mencari perumahan subsidi dengan green concept? The Valley of Esma mungkin bisa jadi pilihan yang tepat. Meski dipatok dengan harga yang relatif murah yakni Rp140 juta-an saja, rumah dijual di Bandung ini menyajikan fasilitas yang cukup lengkap di dalamnya. Kamu bisa menikmati fasilitas komersial seperti pertokoan, fasilitas hijau nan asri berupa ruang terbuka hijau, serta taman bermain anak. Lokasinya juga cukup strategis, hanya berjarak sekitar 5 menit dari Jalan Raya Cicalengka–Majalaya. Griya Bukit Intan di Serang Rekomendasi perumahan subsidi selanjutnya adalah Griya Bukit Intan, yang menampilkan desain eksterior unik dan menawan pada setiap unitnya. Seperti yang terlihat, beberapa fasad rumah di Griya Bukit Intan tampak seperti rumah gaya Jepang, dengan sentuhan arsitektur modern. Jika berminat, kamu dapat menemukannya di dalam Cluster Kyoto dan Cluster Tokyo. Springhill Yume Lagoon Selanjutnya ada rumah komersil yang terletak di Tangerang, yaitu Springhill Yume Lagoon. Mirip seperti hunian sebelumnya, perumahan komersil satu ini juga mengusung hunian dengan gaya Jepang. Fasilitas yang hadir di dalamnya juga lengkap, seperti lakeside jogging & cycling track, clubhouse dengan banyak fitur di dalamnya, hingga commercial area. Jika Anda tertarik, satu unitnya dibanderol dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp500 juta-an saja. Kartika Residence Karawang Selanjutnya, ada rumah komersil yang direkomendasikan bagi pencari tempat tinggal di sekitar kawasan yang terkenal karena geliat industrinya. Ya, perumahan tersebut adalah Kartika Residence Karawang, persembahan developer Bumi Arta Sedayu yang menjadi bagian dari Citra Swarna Group. Kartika Residence sendiri bukan perumahan komersil biasa, sebab area ini eksis sebagai kawasan mandiri dengan konsep green and one stop living. Adapun fasilitas yang ditawarkan di antaranya water park, taman bermain anak, sport club, hingga danau buatan yang asri. Cukup menarik, bukan? Sukamanah Islamic Village Terakhir, ada rumah islami yang bisa kamu tengok jika sedang mencari rumah dijual di Purwakarta, Sukamanah Islamic Village. Perumahan komersil satu ini mengusung berbagai desain menarik pada setiap unitnya, di mana salah satunya adalah gaya American Farmhouse. Harga per unitnya pun cukup terjangkau, ada di kisaran Rp380–520 juta-an. Nah, itu tadi ulasan mengenai perbedaan rumah komersil dan subsidi beserta rekomendasinya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
– Saat akan membeli sebuah hunian KPR, umumnya kita akan dihadapkan pada dua pilihan yakni rumah KPR komersil dengan rumah KPR Subsidi. Hal ini kemudian menimbukan banyak pertanyaan dibenak masyarakat mengenai apa saja perbedaan antara rumah komersil dan subsidi. Karena seperti kita tahu, kebutuhan akan rumah terus meningkat setiap tahunnya, dan hal ini membuat harga rumah juga terus naik seiring berjalannya waktu. Nah, untuk mengatasi hal itu pemerintah menyediakan rumah subsidi. Sementara itu, disisi lain juga tersedia tipe hunian atau rumah KPR yang dinamakan dengan KPR komersil. Lalu, apa perbedaan rumah komersil dan subsidi? agar tidak bingung berikut akan redaksi ulas secara detail mengeiani perbedaan keduanya. Silahkan disimak. Pengertian KPR Subsidi dan KPR Komersil Untuk mengetahui perbedaanya tentu kita harus memahai lebih dahulu arti dari masing-masing istilah tersebut. Agar lebih jelas, redaksi akan memaparkannya poin per poin sehingga lebih mudah untuk dipahami. Rumah Komersil Rumah komersil merupakan rumah yang diperuntukkan untuk orang-orang yang berpenghasilan menengah ke atas. Rumah ini mempunyai kualitas yang baik dengan luas rumah lebih bervariasi. Bahan yang digunakan untuk membangun rumah juga jauh lebih berkualitas. Jika memiliki penghasilan yang pas-pasan dan ingin mempunyai rumah komersil, pastikan Anda sudah menabung sebelumnya. Carilah juga penghasilan tambahan jika ingin melakukan kredit. Rumah Subsidi Rumah ini menjadi pilihan yang sesuai untuk orang-orang dengan penghasilan pas-pasan, sekitar 5 jutaan. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri PUPR yang berlaku semenjak april 2020. Jika memiliki penghasilan maksimal 8 juta, Anda bisa mengajukan kredit untuk rumah ini. Sebanding dengan harganya yang murah, kualitas dari rumah subsidi ini tentunya tidak sebaik rumah komersil. Tipe yang ditawarkan dari rumah ini juga tidak terlalu besar, jadi cocok untuk pasangan muda dengan penghasilan 5 juta setiap bulan. Perbedaan Keduanya Meskipun sama-sama rumah, ada perbedaan rumah komersil dan subsidi yang cukup jelas terlihat. Perbedaan keduanya secara rinci adalah sebagai berikut. Tipe Rumah Pada rumah komersil, tipe rumah yang ditawarkan sangat variatif. Anda bisa memilih ukuran yang kecil, sedang hingga rumah dengan tipe 72. Sedangkan pada rumah subsidi, tipe rumah yang ditawarkan biasanya adalah tipe 36. Tipe 72 ini terletak di kawasan elit atau perumahan klaster. Rumah komersil memang ditujukan untuk orang-orang dengan penghasilan menengah ke atas dan hal tersebut sangat wajar. Sedangkan rumah subsidi biasanya lebih kecil, karena memang ditawarkan untuk kelas menengah ke bawah. Lokasi Perbedaan yang kedua terletak pada lokasi rumah, dan hal ini cukup mencolok. Rumah komersil umumnya terletak di tengah kota atau berada pada lokasi yang strategis. Jadi, akses ke berbagai fasilitas publik biasanya lebih mudah. Sedangkan rumah subsidi, biasanya terletak di daerah pinggiran kota, dan cukup jauh dari pusat kota. Untuk mencapai berbagai fasilitas publik biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama. Harga Melihat tipe dan lokasi yang ditawarkan, tentunya cukup wajar jika harga rumah komersil jauh lebih mahal dibandingkan rumah subsidi. Harganya bisa mencapai 500 juta, bahkan milyaran rupiah untuk setiap unitnya. Tentu saja hal tersebut sebanding dengan luas serta kualitas bahan bangunan yang digunakan. Rumah komersil biasanya menggunakan bahan-bahan berkualitas dengan bentuk rumah yang lebih menarik dibandingkan rumah subsidi. Untuk harga rumah subsidi, sesuai dengan peraturan pemerintah, ditujukan pada Masyarakat Berpenghasilan rendah, jadi harganya lebih murah. Rumah ini bisa dibeli dengan sistem KPR yang menggunakan bunga tetap atau flat. Subsidi dari pemerintah membuat KPR rumah ini cukup murah. Peraturan Renovasi Perbedaan yang cukup mencolok lainnya adalah peraturan untuk melakukan renovasi. Pada rumah komersil, Anda bisa melakukan renovasi kapan saja. Lain halnya dengan rumah subsidi, Anda tidak bisa melakukan renovasi begitu saja. Hal ini disebabkan adanya peraturan pemerintah yang menyebutkan tidak boleh mengubah bentuk fisik rumah sedikit pun. Renovasi rumah KPR subsidi boleh dilakukan setelah dua tahun Anda membayar KPR. Dengan mengetahui perbedaan rumah komersil dan rumah subsidi, kini Anda bisa memahami letak perbedaan keduanya secara rinci, dan bisa lebih mudah untuk memilih. Anda bisa mempertimbangkan keuntungan dan kerugian memilih keduanya, serta menyesuaikan dengan jumlah dana yang dimiliki. Pos terkaitTips Memilih Atap Galvalum yang Tepat untuk Rumah AndaBerapa Kedalaman Pondasi Untuk Rumah yang disarankanApa Itu Pondasi Cakar Ayam, Ini Penjelasan Arti dan FungsinyaBesi Untuk Pondasi Rumah, Ukuran dan HarganyaBerapa Harga Talang Galvalum Per Meter, Ini DetailnyaWarna Cat Rumah Bagian Luar yang Elegan dan Mewah
beda rumah subsidi dan komersil